Kepolisian Resor Gowa, Sulawesi Selatan memastikan bahwa sebanyak tiga pendaki tewas di Gunung Bawakaraeng. “Iya, ada tiga orang yang meninggal dunia,” ungkap Kapolsek Tinggimoncong Gowa Iptu Hasan kepada wartawan, Rabu (18/8).
Tiga orang korban tersebut masing-masing Steven (21) mahasiswa PNUP, Zainal Abidin (21) mahasiswa UIN Alauddin, dan Rian (20) jasadnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan.
Sebelumnya, dua orang pendaki dinyatakan tewas karena mengalami hipotermia atau kedinginan berat dan kelaparan saat berada di gunung setempat.
Dua korban ini atas nama Steven dan Rian, tetapi belakangan usai dievakuasi diketahui jenazah atas nama Rian, bukanlah dia, melainkan Zainal Abidin, bagian dari rombongan delapan orang yang sama-sama berangkat. Sedangkan lima rekannya dinyatakan selamat.
Kedelapan pendaki tersebut semuanya merupakan warga Kabupaten Gowa. Enam orang berstatus mahasiswa dan satu orang pelajar. Mereka adalah Steven (21) meninggal, Zainal Abidin (21) meninggal, Rian (20) jasad masih pencarian. Pendaki yang selamat, Fadly (20), Andi Fauzan Mukhtahari (21), Wahyudi (21), Febrian Alfiandi (17), dan Suardi (21).
Kronologi Pendaki Tewas di Gunung Bawakaraeng
Berikut kronologi kejadian berdasarkan penjelasan Iptu Hasan dari infomasi rekan korban:
Awalnya pada Sabtu, 14 Agustus 2021 rombongan yang berjumlah delapan orang itu berangkat dari Sungguminasa, Gowa menuju Gunung Bawakaraeng.
Kemudian saat tiba di Pos Bulubalea pada malam hari, mereka sempat tercegat petugas. Namun karena jumlah pengunjung yang mencapai 400 malam itu tidak seimbang dengan jumlah pengamanan, jadi mereka berhasil membobol pos penjagaan.
Kemudian, pada 15 Agustus, mereka berangkat menuju puncak Gunung Bawakaraeng untuk persiapan mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih pada Selasa, 17 Agustus 2021. Malamnya karena ada badai yang menerjang, mereka pun beristirahat di Pos 8.
Keesokan harinya 16 Agustus, mereka kembali mendaki menuju puncak. Tetapi tidak lama berada di puncak, mereka pun kembali turun karena terjadi badai di atas puncak gunung setempat serta persediaan logistik menipis dan kekurangan alat penerangan.
“Jadi antara Pos 8 dan 7 di situ, mereka sudah mulai terpisah-pisah. Korban Steven ditemukan oleh pendaki lain di Pos 7 dan menginformasikan ke Basarnas ada jasad tergeletak di jalan (jalur), kemudian dievakuasi di Pos 7,” ujarnya.
Selanjutnya, di pos antara 5 dan 6, korban lain atas nama Rian juga sudah meninggal sekitar pukul 6.00 WITA. Awalnya, rekan Rian, bernama Wahyudi dan Suardi, mereka bertiga sempat bertahan di lokasi itu saat subuh hari.
Namun saat pagi, Rian sudah meninggal, sehingga rekannya memutuskan meninggalkan korban untuk mencari bantuan dan meletakkannya di bebatuan dan pohon, lalu menutupnya dengan jaket warna hitam.
Rencana Evakuasi Lanjutan
Setelah melaporkan kejadian itu, tim SAR kemudian menyisir lokasi kejadian, tujuannya mengambil jenazah Rian. Namun jenazah yang mereka temukan yang tergeletak di pinggir jalan sekitar Pos 6 mendekati Pos 5, bukanlah Rian. Terakhir baru dapat kepastian bahwa itu ternyata adalah korban lain bernama Zainal Abidin
“Temannya yang ikut menunjukkan lokasi tidak melihat secara jelas apakah itu Rian atau Zainal. Nanti setelah dikirimkan foto oleh keluarganya, ternyata itu bukan Rian,” ujarnya lagi.
Guna memastikan itu bukan jasad Rian, saat tiba di Puskesmas Tinggimoncong pihak petugas pun membuka kantong jenazah untuk melihat langsung, ternyata benar itu bukan sosok Rian melainkan Zainal.
Setelah pendalaman lebih lanjut, rekan-rekan korban membuat pengakuan yang membuat para petugas SAR geger. Sebab, pendaki atas nama Rian ternyata juga telah meninggal namun mereka tinggal di jalur pendakian.
“Katanya Rian tadi subuh sama kami Pak, dia meninggal. Saya hanya tutup jaket di jalur di dekat batu,” Kasi Ops Basarnas Makassar Rizal menjelaskan.
Menurut Rizal, rekan-rekan korban sejak pagi tadi tiba di kaki Gunung. Namun mereka tak melaporkan kondisi Rian yang juga telah meninggal dunia. “Dia tidak melapor ke kita,” ungkap Rizal seperti dilansir dari Detik.
Kepala Kantor Basarnas Makassar Djunaidi kemaren Rabu (18/8/2021) malam menjelaskan bahwa SAR gabungan masih menghentikan pencarian terhadap Rian. “Untuk hari ini pencarian sementara ditunda dulu karena korban yang ketiga atas nama Rian belum ditemukan hingga saat ini,” tuturnya.
Djunaidi mengatakan, penundaan pencarian sudah sejak pukul 20.15 WITA dan hari ini Kamis (19/8) akan lanjut lagi pada pukul 06.00 WITA. Djunaidi menyebut, penghentian sementara pencarian jasad korban kemaren dengan alasan cuaca ekstrem.
“Mengingat cuaca ekstrem sehingga Tim SAR, TNI-Polri dan Potensi SAR lainnya menghentikan sementara pencarian,” ungkap Djunaidi. ***